Jumat, 10 Oktober 2014
BAHASA INDONESIA 2 "TUGAS 1 , Penalaran Induktif dan Deduktif"
NAMA : SHINTYA PERMATASARI
NPM : 26212989
KELAS : 3EB12
Penalaran Induktif dan Deduktif
Penalaran adalah proses
berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proprsisi
– proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang
dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens)
dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan
konklusi disebut konsekuensi.
Contoh
proposisi :
- Ayam adalah burung
2. Indonesia
menjadi negara makmur
Proposisi
dapat dibedakan berdasarkan
- Jenis
Berdasarkan
jenis dibedakan dengan lingkaran yang disebut lingkaran Euler.
1. Suatu
perangkat yang tercakup dalam subjek sama dengan perangkat yang terdapat dalam
predikat.
Semua S adalah semua P
Semua sehat adalah semua tidak
sakit.
2. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek
menjadi bagian dari
perangkat predikat.
perangkat predikat.
Semua S adalah P
Semua sepeda beroda.
Sebaliknya, suatu perangkat
predikat merupakan bagian dari
peringkat subjek
peringkat subjek
Sebagian S adalah P
Sebagian binatang adalah kera
3. Suatu perangkat yang tercakup dalam
subjek berada diluar perangkat predikat. Dengan kata lain, antara subjek dan
predikat tidak terdapat relasi.
Tidak satu pun S adalah P
Tidak seorang pun manusia
adalah binatang
4. Sebagian perangkat
yang tercakup dalam subjek berada di luar perangkat predikat.
Sebagian S tidaklah P
Sebagian kaca tidaklah bening
- Kriteria
Jenis
proposisi berdasarkan kriteria:
1. Berdasarkan
bentuk : proposisi tunggal dan proposisi majemuk;
2. Berdasarkan
sifatnya : proposisi kategorial dan proposisi kondisional;
3. Berdasarkan
kualitas : proposisi posititif (afirmatif) dan proposisi negatif;
4. Berdasarkan
kuantitas : proposisi umum (universal) dan proposisi khusus (partikular).
Bentuk-bentuk proposisi
Berdasarkan
dua jenis proposisi, yaitu berdasarkan kualitas dan kuantitas didapat empat
macam proposisi, yaitu
1) Proposisi
umum-positif – proposisi A
2) Proposisi
umum-negatif – proposisi E
3) Proposisi
khusus-positif – proposisi I
4) Proposisi
khusus-negatif – proposisi O
Macam
Penalaran
- Penalaran Deduktif
- Penalaran Induktif
Penalaran
Deduktif
Penalaran yang bertolak dari sebuah
konklusi/kesimpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih
umum. Dalam penalaran deduktif terdapat premis. Yaitu proposisi
tempat menarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan secara deduktif dapat dilakukan
secara langsung dan tidak langsung. Penarikan secara langsung ditarik dari satu
premis. Penarikan tidak langsung ditarik dari dua premis. Premis pertama adalah
premis yang bersifat umum sedangkan premis kedua adalah yang bersifat khusus.
Jenis
penalaran deduksi yang menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu
- Silogisme Kategorial;
Silogisme
Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
- Premis umum : Premis Mayor (My)
- Premis khusus :Premis Minor (Mn)
- Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam
simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan
predikat simpulan disebut term minor.
Aturan
umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut:
1) Silogisme
harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah.
2) Silogisme
terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
3) Dua
premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
4) Bila
salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
5) Dari
premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
6) Dari
dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
7) Bila
premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
8) Dari
premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh
silogisme Kategorial:
Ø My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn : Badu adalah mahasiswa
K : Badu lulusan SLTA
Ø My : Tidak ada manusia yang kekal
Mn : Socrates adalah manusia
K : Socrates tidak kekal
Ø My : Semua mahasiswa memiliki ijazah SLTA.
Mn : Amir tidak memiliki ijazah SLTA
K : Amir bukan mahasiswa
- Silogisme Hipotesis;
Silogisme
Hipotesis: Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi
konditional hipotesis. Konditional
hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden,
simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya
juga menolak konsekuen.
Contoh
:
Ø My : Jika tidak ada air, manusia akan
kehausan.
Mn : Air tidak ada.
K : Jadi, Manusia akan
kehausan.
Ø My : Jika tidak ada udara, makhluk hidup
akan mati.
Mn : Makhluk hidup itu mati.
K : Makhluk hidup itu tidak mendapat udara.
- Silogisme Akternatif;
Silogisme
Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis
mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi
alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu
alternatifnya.
Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh
Ø My : Nenek Sumi berada di Bandung atau
Bogor.
Mn :
Nenek Sumi berada di Bandung.
K :
Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
Ø My : Nenek Sumi berada di Bandung atau
Bogor.
Mn :
Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
K :
Jadi, Nenek Sumi berada di Bandung.
- Entimen.
Silogisme
ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun
lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh
entimen:
1) Dia
menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
2) Anda
telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya
Penalaran
Induktif
Paragraf Induktif
adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan
khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan
kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan
menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi,
paragraf analogi,
paragraf sebab akibat bisa juga
akibat sebab.
Bentuk-bentuk
Penalaran Induktif
a. Generalisasi
Proses penalaran yang mengandalkan
beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan
yang bersifat umum.
Contoh
generalisasi :
1) Jika
dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
2) Jika
ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Jadi, jika ada udara mahkluk hidup
akan hidup.
b. Analogi
Cara penarikan penalaran dengan membandingkan
dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Contoh
analogi
Nina adalah lulusan Akademi Amanah.
Nina dapat menjalankan tugasnya
dengan baik.
Ali adalah lulusan Akademi Amanah.
Oleh Sebab itu, Ali dapat
menjalankan tugasnya dengan baik.
c. Hubungan
kausal
Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Macam
hubungan kausal :
1) Sebab-
akibat.
Hujan turun di daerah itu
mengakibatkan timbulnya banjir.
2)
Akibat – Sebab.
Andika tidak lulus dalam ujian kali
ini disebabkan dia tidak belajar dengan baik.
3)
Akibat – Akibat.
Ibu
mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di
rumah basah.
Salah Nalar
Gagasan,
pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat.
Jenis-jenis
salah nalar
- Deduksi yang salah
Simpulan
dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi
persyaratan.
contoh :
1. Kalau
listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.
2. Semua
gelas akan pecah bila dipukul dengan batu.
b. Generalisasi terlalu luas
Salah
nalar ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak
seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil
menjadi salah.
Contoh
:
- Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.
- Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.
c.
Pemilihan terbatas pada dua alternatif
Salah
nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan
jawaban yang ada.
Contoh
:
Orang
itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain.
d.
Penyebab Salah Nalar
Salah
nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan
terjadinya pergeseran maksud.
Contoh:
Ø Broto
mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam
leluhurnya.
Ø Anak
wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.
e. Analogi yang Salah
Salah
nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain
dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan
pada segi yang lain.
Contoh:
f. Argumentasi
Bidik Orang
Salah
nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan
tugas yang diembannya.
f. Argumentasi
Bidik Orang
Salah
nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan
tugas yang diembannya.
Contoh:
Program
keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas penyuluhannya
memiliki enam orang anak.
g. Meniru-niru
yang sudah ada
Salah
nalar jenis ini berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita
lakukan kalau orang lain melakukan hal itu.
Contoh:
- Kita bisa melakukan korupsi karena pejabat pemerintah melakukannya.
- Anak SLTA saat mengerjakan ujian matematika dapat menggunakan kalkulator karena para profesor menggunakan kalkulator saat menjawab ujian matematika.