Selasa, 27 Oktober 2015

SHINTYA PERMATASARI_TUGAS 4 (KASUS BHOPAL)_4EB12

KELOMPOK 9



Nama              
                          1. Kartika Ratna Sari W (24212034)
2. Shintya Permatasari  (26212989)
3.    Wiwiek Widyastuti (28212175)

Kelas               : 4EB12
Mata Kuliah    : Etika Profesi Akuntansi



Bencana di Bhopal



Pada Suatu malam Pada tanggal 2 Desember 1984, sebuah kebocoran terjadi di tangki penyimpanan di pabrik kimia Union Carbide, Bhopal, India. Tangki tersebut berisi 10.000 galon Metil Isosianat (MIC), Zat kimia yang sangat beracun yang dapat digunakan dalam pembuatan pestisida, seperti Sevin. Kebocoran yang terjadi menimbulkan awan gas beracun di atas Lingkungan Kumuh di sekitar pabrik Bhopal itu menyebabkan Kematian lebih dari 2000 orang dan melukai 200.000 orang.

Kebocoran ini disebabkan oleh air yang tanpa sengaja tertuang ke tangki. Air bereaksi sangat cepat dengan MIC, menyebabkan pemanasan cairan. Di Bhopal, Campuran air dan MIC meningkatkan suhu cairan dalam tangki. Suhu tinggi ini menyebabkan MIC menguap, menimbulkan tekanan tinggi di dalam tangki. Ketika tekanan internal ini menjadi cukup tinggi , katup pelepasan tekanan pun terluka dan uap MIC terhambur ke udara.

Seperti kebanyakan bencana dan kecelakaan , tidak hanya satu kejadian yang menyebabkan bencana. Tetapi ada beberapa factor yang ikut menimbulkan kecelakaan ini. Semua factor ini jika berdiri sendiri mungkin menyebabkan kecelakaan. Gabungan semua factor itu membuat kecelakaan terhindar dan konsekuensinya sangat buruk. Faktor Utama dalam kecelakaan ini adalah pemotongan anggaran pemeliharaan sebagai bagian dari upaya pemotongan biaya. Tangki penyimpanan MIC mempunyai unit pendingin yang terpasang, yang seharusnya membantu mempertahankan suhu tangki agar lebih mendekati normal, bahkan dengan air yang ditambahkan, dan mungkin dapat mencegah penguapan pencairan. Meskipun demikian unit pendingin ini berhenti bekerja selama lima bulan sebelum kecelakaan terjadi dan belum diperbaiki.

Tangki juga dilengkapi dengan alarm yang seharusnya dapat memberikan peringatan para pekerja terhadap suhu yang berbahaya, namun tidak terpasang dengan baik. Pabrik juga dilengkapi dengan menara obor yang dirancang untuk membakar uap sebelum uap memasuki atmosfer dan alat ini setidaknya dapat mengurangi, jika tidak menghilangkan jumlah MIC yang menjangkau lingkungan sekitar. Namut tidak berfungsi dengan baik dan sudah using. Terakhir alat penyaring gas yang biasanya digunakan untuk menetralisir uap beracun tidak diaktifkan sampai uap berlangsung. Tidak ada satupun alat-alat itu yang beroperasi pada saat kejadian tersebut.

Manajemen pabrik jelas mengabaikan keselamatan. Union Carbide juga tampak kurang peduli karena tidak menyiapkan rencana untuk memperingatkan dan mengevakuasi penduduk disekitar pabrik pada saat kecelakaan. Rencana seperti itu adalah rencana standar di Amerika Serikat dan sering diwajibkan oleh pemerintah setempat. Union Carbide tidak dapat mengatakan bahwa kecelakaan seperti itu tidak dapat diperkirakan. Namun pada akhirnya, sebagian kesalahan ditanggung oleh pemerintah India.

Kesalahan terbesar ditimpahkan kepada Union Carbide karena gagal memberikan pelatihan yang cukup dan gagal mengawasi karyawan India dalam pemeliharaan dan prosedur keselamatan yang diberlakukan di pabrik yang sama di Amerika. Setelah kecelakaan itu terjadi, tuntutan hukum yang jumlah seluruhnya mencapai lebih dari 250 milyar dolar diajukan oleh korban kecelakaan dan Union Carbide menjajikan bahwa korban akan mendapatkan kompesasi seumur hidur serta pelatihan kerja. Dan akhirnya, Warren Anderson dituntut pengadilan India atas pembunuhan kriminal ( tapi bukan tuntutan sipil).

1.      Isu-Isu etika apa yang dibahas dalam kasus ini ?

Jawab :

Isu yang dibahas dari kasus ini  adalah

·         Penggunaan bahan kimia berbahaya yaitu Methyl Isocyanate (MIC) dan penyimpanannya bukan didalam drum.
·         Adanya pipa yang sudah terkorosi.
·         Program maintenance pertahanan peralatan pabrik yang buruk.
·         Kegagalan beberapa system keselamatan pabrik.
·         Penonaktifan beberapa peralatan keselamatan termasuk system pendingin untuk Methyl Isocyanate (MIC).


2.      Apakah pengaruh hukum “ Perseroan Terbatas”  berlaku untuk melindungi pemegang saham Union Carbide Corportion (U.S) ?

Jawab :

Berpengaruh atau berlaku.  Namun Pemegang saham Union Carbide tidak sepenuhnya dilindungi oleh doktrin hukum perseroan terbatas. Mereka tidak bertanggung jawab atas kematian dan luka-luka yang terjadi karena kebocoran. Tapi mereka tidak tertutup untuk investasi pribadi mereka di saham perusahaan. Saham jatuh drastis setelah insiden tersebut.
 
Berdasarkan kasus tersebut para pemegang saham melakukan gugatan kepada Manajer Union Carbide Corportion (U.S) yang telah menyebabkan kerugian sebesar 1 Milyar USD. Selain itu, Manajer dianggap tidak mampu menghindari resiko yang buruk bagi pemegang saham. Analis memperkirakan perusahaan akan dipaksa menjadi bangkrut. Pabrik Union Carbide Corportion (U.S) telah kehilangan uang selama beberapa tahun dan Anderson telah mempertimbangkan penutupan itu.


3.      Apakah operasi India, yang sedang diawasi oleh manajer serikat Union Carbide Corporation (U.S)  sesuai dengan standar hukum atau moral atau etika ?

Jawab :

Tidak, Manajer Serikat Union Carbide Corportion (U.S) tidak memperhatikan standar hukum, moral ataupun etika. Perusahaan ini tidak memiliki etika moralitas. Etika Moralitas merupakan etika yang menyatakan tindakan dianggap baik jika tindakan itu menunjukan perilaku karakter yang baik (bermoral) dan dianggap buruk jika tindakan itu menunjukan perilaku karakter buruk (tidak bermoral). Selain itu perusahaan juga melanggar etika enjiring. Etika enjiniring merupakan sebuah profesi yang memiliki kode etik. 
 

Gambar 3.1 Prinsip Etika Enjiniring

Pelanggaran etika tersebut menyebabkan terjadinya Kebocoran pada tangki penyimpanan pabrik kimia Union Carbide Corportion (U.S) di Bhopal, India. Sebanyak lebih dari 2000 orang meninggal dan lebih dari 200.00 orang terluka akibat kebocoran tangki yang berisi 10.000 galon Metil Isosianat (MIC). Faktor Utama dalam kecelakaan ini adalah adanya pemotongan anggaran pemeliharaan sebagai bagian dari upaya pemotongan biaya. Akibat dari pemotongan anggaran pemeliharaan tersebut, Manajemen Mengabaikan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Hal ini dapat dilihat dari adanya :
 
a.    Alat peringatan yang tidak terpasang dengan baik.
b.  Menara obor yang digunakan untuk membakar uap sebelum memasuki atmosfer yang tidak berfungsi.
c.      Alat penyaring gas untuk menetralisir uap beracun tidak aktif dan sudah usang.
d.   Unit pendingin berhenti bekerja selama 5 bulan sebelum kecelakaan terjadi dan belum diperbaiki.
e.   Katup yang bocor dalam sitem MIC telah menjadi masalah di Bhopal sebanyak 6 kali sebelum kecelakaan terjadi.
f.     Tidak diberikannya pelatihankepada karyawan yang cukup dan
g.  Gagal mengawasi karyawan india dalam pemeliharaan dan prosedur keselamatan yang diberlakukan dipabrik yang sama di Amerika.

Berdasarkan keterangan diatas, perusahaan melanggar adanya prinsip etika enjiniring. Prinsip-prinsip yang dilanggar adalah 
 
1.      Tidak melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensinya.
2.      Tidak berlaku benar, objektif dan menjaga rahasia pekerjaan.
3.      Tidak bekerja keras, jujur dan bertanggung jawab.
4.      Tidak adanya pelatihan untuk meningkatkan kemampuan.
5.      Tidak adanya upaya untuk  pelestarian lingkungan.

Referensi
Fleddermann, Charles B. 2006. Etika Enjiniring Edisi Kedua. Jakarta : Penerbit Erlangga.