Jumat, 10 Juni 2016
TUGAS 10 "AKUNTANSI INTERNASIONAL"
Nama :
Shintya Permatasari
NPM :
26212989
Kelas :
4EB12
Mata Kuliah : Akuntansi Internasional
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
Siklus
Manajemen Risiko Oleh Infosys
Suber : Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 2 Edisi 6 |
PENTINGNYA MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
Tujuan
manajemen risiko keuangan dalam tingkatan risiko individu adalah untuk mengurangi peluang
meningkatnya kerugian yang berasal dari perubahan-perubahan yang tidak
diperkirakan pada harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas.
Pertumbuhan
cepat layanan manajemen risiko menyatakan bahwa manajemen dapat meningkatkan
nilai firma dengan mengatur risiko keuangan. Selain itu, investor dan pemegang
saham lainnya terus-menerus mengharapkan manajer keuangan untuk mengenali dan
secara aktif melakukan manajemen risiko pasar. Jika nilai perusahaan tersebut
sama dengan nilai terkini dari arus kasnya di masa depan, manajemen eksposur
aktif dapat dibenarkan dengan beberapa manfaat, yaitu :
- Manajemen eksposur dapat membantu menstabilkan arus kas yang diinginkan suatu perushaan.
- Manajemen eksposur aktif memungkinkan sebuah firma untuk memfokuskan diri pada risiko bisnis utamanya
- Pemilik utang, pegawai, dan pelanggan juga memperoleh keuntungan dengan adanya manajemen eksposur.
- Produk derivatif dapat memungkinkan dana pensiun pemimpin perusahaan untuk menikmati keuntungan yang lebih besar dengan berinvestasi pada instrument tertentu tanpa harus benar-benar membeli atau menjual instrument pokok
PERAN AKUNTANSI
Para
akuntan manajemen memerankan peran penting dalam proses manajemen risiko.
Mereka membantu mengenali risiko pasar yang mungkin terjadi, mengukur trade
off, memberikan penjelasan atas produk-produk pencegahan risiko tertentu dan
menilai keefektifan program pencegahan risiko ini.
Mengenali risiko pasar
Pemetaan
risiko merupakan kerangka kerja yang berguna untuk mengenali beragam jenis
risiko pasar yang mungkin terjadi. Kerangka kerja dimulai dengan memeriksa
hubungan antara risiko pasar dengan value drivers sebuah perusahaan dengan
pesaingnya. Value driver smengacu pada kondisi keuangan utama dan perihal
kinerja operasional yang mempengaruhi suatu perusahaan. Risiko pasar meliputi:
risiko valuta dan risiko suku bunga, serta risiko harga komoditas dan ekuitas.
Mengukur trade off
Mengukur
trade off yang berhubungan dengan alternatif dalam merespon suatu risiko.
Manajemen dapat memilih untuk tetap menghadapi risiko daripada melakukan
pencegahan jika biaya perlindungan risiko lebih tinggi daripada keuntungannya.
Manajemen risiko di dunia nilai
tukar mengambang
Dalam
analisis ini ditekankan pada perubahan nilai tukar. Ada tiga alasan yang
mendasari hal ini, yaitu:
- Nilai tukar merupakan bentuk risiko umum dihadapi perusahaan diberbagai negara.
- Eksekutif keuangan yang berpengalaman menyatakan bahwa risiko valuta adalah salah satu risko eksternal yang paling sulit dan harus ditangani manajer keuangan.
- Konsep manajemen risiko dan perlakuan akuntansi asosiasi terhadap risiko valuta asing bersifat sejajar dengan yang digunakan untuk risiko suku bunga, harga komoditas, dan harga ekuitas.
Dalam
dunia nilai tukar mengambang, manajemen risiko terdiri atas:
- Mengantisipasi pergerakan nilai tukar
- Mengukur pemajanan perusahaan terhadap risiko bursa
- Merancang strategi perlindungan yang sesuai
- Membangun kembali manajemen risiko internal
Meramalkan Perubahan Nilai Tukar
Dalam
mengembangakan program manajemen risiko bursa, manajer keuangan memiliki
informasi tentang arah, waktu, dan besarnya perubahan nilai tukar. Jika
mengetahui prospek nilai tukar, manajer keuangan dapat menyusun pengukuran
pertahanan dengan lebih efektif dan efisien. Namun, ketepatan yang pasti dalam
memperkirakan pergerakan mata uang masih sulit.
Informasi yang seringkali digunakan dalam
memperkirakan nilai tukar (misalnya turunnya nilai mata uang) berhubungan
dengan perubahan-perubahan pada faktor berikut ini :
- Perbedaan Inflasi
- Kebijakan Moneter
- Neraca Perdagangan
- Neraca Pembayaran
- Cadangan Moneter Internasional dan Kapasitas Uang
- Anggaran Negara
- Penentuan Bursa berjangka
- Kurs Tidak Resmi
- Perilaku Mata Uang Terkait
- Diferensiasi Suku Bunga
- Perilaku Mata Uang Terkait
- Diferensiasi Suku Bunga
- Hak Opsi Ekuitas Asing
Akuntan
harus dapat mengembangkan sistem yang dapat mengumpulkan dan memproses
informasi yang tepat, lengkap mengenai segala sesuatu yang berhubungan
pergerakan nilai tukar. Sistem yang menggabungkan informasi yang disediakan
oleh layanan perkiraan eksternal, publikasi keuangan yang mengikuti pergerakan
mata uang, dan kontrak harian dengan dealer mata uang.
Mengukur Pemajanan
Proses
penyusunan permasalahan perusahaan untuk mengurangi akibat perubahan nilai
tukar yang merugikan memerlukan informasi mengenai pemajanannya terhadap risiko
kurs valuta asing. Eksposur valuta asing muncul ketika perubahan kurs valuta
asing merubah nilai asset bersih, pendapatan, dan arus kas suatu perusahaan.
Pengukuran akuntansi tradisional akan eksposur valuta asing memusatkan pada dua
jenis pemajanan besar: translasi dan transaksi.
Pemajanan translasi
Pemajanan
translasi mengukur dampak perubahan kurs valuta asing terhadap kesetaraan mata
uang dalam negeri dari asset dan kewajiban mata uang asing suatu perusahaan.
Pemajanan translasi dapat diukur dengan mengambil perbedaan antara asset dan
kewajiban mata uang asing terbuka oleh suatu perusahaan.
Sumber : Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 2 Edisi 6 |
Kelebihan
asset terbuka akan kewajiban terbuka (yaitu perihal mata uang asing yang
ditranslasikan pada nilai tukar terkini) menyebabkan posisi asset terbuka
bersih. Hal ini kadang dianggap sebagai
pemajanan positif. Devaluasi mata uang asing yang terhadap mata uang pelaporan
menghasilkan kerugian translasi. Sebaliknya, suatu perusahaan memiliki posisi
kewajiban terbuka bersih , atau pemanjanan negative, ketika kewajiban terbuka
melebihi asset terbuka . dalam keadaan ini devaluasi mata uang asing
menyebabkan keuntungan translasi dan revaluasi menyebabkan kerugian translasi.
Akuntansi vs Eksposur Ekonomi
Kerangka
kerja pelaporan yang telah digambarkan sebelumnya menyoroti pemajanan suatu
perusahaan terhadap risiko valuta asing yang bisa terjadi kapan pun. Namun
pelaporan pemajanan translasi dan pemajanan transaksi tidaklah mengukur
eksposur ekonomi peusahaan yang bersangkutan. Eksposur ekonomi adalah dampak
dari perubahan nilai mata uang terhadap kinerja dan arus kas perusahaan di masa
yang akan datang. Dari waktu ke waktu semakin banyak perusahaan yang membedakan
antara pemajanan yang statis dan pemajanan yang mengalir alami.
Dugaan
eksposur ekonomi mengakui bahwa perubahan nilai tukar berdampak pada posisi
kompetitif perusahaan dengan mengubah harga-harga input dan output yang
berhubungan dengan harga-harga perusahaan asing pesaingnya. Misalnya, sebuah
perusahaan Filipina mendapatkan buruh dan bahan produksinya dari dalam negeri.
Devaluasi Filipina terhadap mata uang asing lainnya dapat meningkatkan posisi
anak perusahaan. Anak perusahaan ini dapat meningkatkan ekspornya ke Australian
dan Amerika Serikat karena peso yang mengalami devaluasi akan membuat
barang-barang produksinya lebih murah dalam dolar Australia dan AS. Penjualan
dalam negeripun dapat meningkat karena devaluasi peso akan membuat
barang-barang impor lebih mahal dari mata uang lokal.
Perusahaan
dapat memilih pencegahan risiko dengan cara:
- Memilih untuk memindahkan tempat produksi untuk mengurangi pemajanan operasional bisnis, namun kegiatan ini membutuhkan skala ekonomi yang forgoing, yang dapat mengurangi nilai pendapatan bisnis yang diharapkan.
- Perusahaan induk menggunakan portofolio untuk mengurangi risiko dengan memilih bisnis yang memiliki pemajanan pengganti kerugian.
Strategi Perlindungan
Setelah
pemajanan valuta asing di ukur, langkah selanjutnya adalah merancang strategi
pencegahan risiko yang akan mengurangi atau menghilangkan pemajanan tersebut.
ada beberapa strategi untuk mengatasi pemajanan valuta asing:
Lindung nilai neraca
Lindung
nilai neraca dapat mengurangi pemajanan suatu perusahaan dengan menyesuaikan
level dan denominasi moneter dari asset dan kewajiban perusahaan. Contohnya,
meningkatnya neraca kas dalam mata uang asing dapat mengganti kerugian
penurunan suku bunga dan pendapatan pada instrument pendapatan tetap dalam
negeri. Metode lain untuk pencegahan risiko pemajanan positif anak perusahaan
yang berlokasi di Negara mudah devaluasi adalah
- Menjaga neraca kas mata uang lokal pada level minimum yang dibutuhkan untuk mendukung operasi tahun berjalan.
- Mengirimkan kembali keuntungan pada perusahaan induk diatas nilai yang dibutuhkan untuk pelunasan modal.
- Mempercepat (memimpin) pengumpulan piutang mata uang lokal yang belum dilunasi.
- Menangguhkan (menambah lama) pembayaran utang mata uang lokal.
- Mempercepat pembayaran mata uang luar negeri.
- Menginvestasi kelebihan kas pada inventaris dan asset uang lokal yang sekiranya tidak akan membuat devaluasi terjadi.
- Menginvestasikan dalam asset asing mata uang yang kuat.
Pencegahan Risko Opeasional
Bentuk
perlindungan risiko terpusat pada variable yang berpengaruh pada pendapatan dan
pengeluaran mata uang asing. Peningkatan harga jual (untuk penjualan yang
terfaktur dalam mata uang rentan devaluasi) dalam proporsi penurunan mata uang
antisipasi dapat membantu melindungi margin kotor yang ditargetkan. Salah
satunya dengan memfakturkan ke mata uang yang kuat. Lindung nilai struktural
juga mencakup relokasi tempat manufaktur untuk mengurangi potensi risiko yang
dihadapi perusahaan atau mengubah negara yang menjadi sumber bahan mentah dan
komponen manufaktur. Namun, Pencegahan risiko neraca dan operasional mememakan
biaya.
Pencegahan risko kontraktual
Ragam
pencegahan risiko kontraktual telah dikembangkan untuk memberikan fleksibelitas
pada manajer dan melakukan manajemen eksposur valuta asing.
Akuntansi untuk Produk Lindung
Nilai
Produk
lindung nilai kontraktual merupakan kontrak atau instrument keuangan yang
memungkinkan penggunanya untuk mengurangi, menghilangkan, atau sebaliknya
mnegalihkan risiko pasar kepada orang lain. Pengetahuan
tentang aturan-aturan menejemen akuntansi berkenaan dengan derivative merupakan
hal yang penting ketika kita sedang merancang strategi lindung nilai yang
efektif untuk perusahaan. Untuk memahami seberapa penting auntansi lindung
nilai, kita menggambarkan beberapa praktik akuntansi lindung nilai dasar.
Pertama-ama, tinjaulan komponen dasar dari laporan keuangan (pajak hilang).
Para
analisis biaya berfokus pada pendapatan operasional dalam mengevaluasi seberapa
baik manajemen dalam menjalankan bisnis intinya. Pendapatan bersih terdiri atas
dampak pembauran dari kejadian-kejadian yang tidak biasa. Perlakuan
akuntansi pada derivatif keuangan yang mendapat sambutan secara operasional
adalah menandai produk untuk dipasarkan dengan keuntungan atau kerugian yang
dianggap sebagai komponen pendapatan non-operasional. Masalah
akuntansi terkait dengan produk lindung nilai terkait dengan valuta asing
memiliki hubungan dengan pengakuan, pengukuran dan pengungkapan. Pengakuan
memiliki arti apakah instrumen lindung nilai harus dianggap sebagai asset atau
kewajiban dalam laporan keuangan.
Kontak Valuta Asing Berjangka
Pengimpor
dan pengekspor biasanya menggunakan kontrak valuta asing berjangka ketika
barang-barang yang akan difaktur dalam mata uanag asing dibeli dari atau dijual
kepada pihak asing. Kontrak berjangka ini menjadi kompensasi atas risiko
keuntungan atau kerugian transaksi ketika nilai tukar turun naik antara tanggal
transaksi dan penyelesaian. Kontrak berjangka juga melindungi nilai mata uang
asing antisipasi yang dapat dibayar atau dibayarkan kembali (kesepakatan mata
uang asing) dan dapat digunakan untuk pertukaran yang diatur dan karenanya
bersifat kurang likuid daripada kontrak-kontrak lainnya. Dengan kata lain,
kontrak ini bersifat fleksibel dalam jumlah dan waktunya.
Kontak
valuta asing berjangka adalah kesepakatan untuk mengirim atau menerima sejumlah
mata uang asing untuk ditukar dengan mata uang dalam negeri, di tanggal yang
akan datang, dengan nilai tukar yang ditentukan yang disebut dengan nilai
berjangka.
Perlakuan Akuntansi Akan Kontrak
Berjangka
Opsi Keuangan
Kontrak
ijon keuangan (futures contract) adalah hal yang serupa dengan kontrak
berjangka (forward contract). Seperti halnya kontrak berjangka, kontrak ijon
merupakan kesepakatan untuk membeli atau mengirim sejumlah mata uang asing pada tanggal di masa yang akan datang dengan
harga yang ditetapkan. Kemungkinan lainnya adalah, kontrak ijon dapat
memungkinkan penyelesaian kas dari pada pengiriman dan dapat dibatalkan sebelum
pengiriman dengan membuat kontrak koompensasi untuk instrumen kuangan yang
sama. Cara
kerja kontrak ijon, jika alpha corporation meminjam yen selama 3 bulan dan
ingin melindungi dirinya dari apresiasi yen sebelum jatuh tempo, perusahaan ini
dapat membeli kontrak ijon untuk menrima jumlah yen yang setara dalam 90 hari.
Apresiasi yen ini dapat menyebabkan keuntungan pada kontrak ijon, menjadi
kompensasi kerugian pinjeman yen.
Opsi Mata Uang
Opsi
mata uang memberikan hak pada pembeli untuk membeli (tarif) atau menjual
(tawar) mata uang dari penjual (penulis) dengan harga yang ditentukan
(pengacau) pada atau sebelum tanggal yang ditentukan (strike). Opsi tipe Eropa
hanya dapat dilaksanakan pada tanggal berakhirnya. Opsi tipe Amerika dapat
dilaksanakan kapan pun hingga dan termasuk tanggal berakhirnya.
Pembeli
hak tarik membayar premi untuk opsi dan
keuntungan jika harga aset pokok melebihi harga pangacau pada saat jatuh tempo.
Pembeli hak tawar memperoleh keuntungan jika harga jatuh dibawah harga pengacau
pada akhir periode.Opsi mata uang juga bisa digunakan untuk mengatur
pendapatan. Anggaplah bahwa seorang penjual opsi meyakini bahwa nilai euro akan
naik dalam waktu tertentu.
Swap Mata Uang
Swap
mata uang terdiri atas perubahan kini dan nanti dari dua mata uang yang berbeda
pada kurs yang ditetapkan sebelumnya. Swap mata uang memungkinkan perusahaan
untuk mengakses pasar modal yang tadinya tidak dapat diakses dengan biaya yang
layak. Swap mata uang juga memungkinkan sebuah perusahaan untuk menjalankan
lindung nilai terhadap risiko nilai tukar yang muncul dari bisnis
internasional.
Alpha
Corporation (perusahaan multinasional yang berpusat di Inggris) ingin
meningkatkan 10.000.000 dari utang nilai tetap dalam poundsterling Inggris
untuk membiayai perusahaan baru yang didirikan di London, Alpha secara relatif
belum dikenal oleh investor Inggris. Hal yang sama juga terjadi pada Beta
Company yang berlokasi di Inggris. Perusahaan ini ingin membiayai anak
perusahaan yang ada di New York dengan jumlah modal dolar yang serupa. Dalam
situasi ini Bank Gamma dapat mengakomodasi dua perusahaan tersebut dengan
melakukan swap mata uang dolar AS/
poundsterling Inggris. Jika nilai tukar swap 1,00 dolar = 0,66 poundsterling
(keduanya pada masa awal dan masa jatuh tempo); waktu swap tersebut adalah 5
tahun, dan swap ini menentukan suku bunga sebanyak 10% dalam poundsterling dan
8% dalam dolar. Pola arus kas, pada masa awal Alpha Corporation menukar
10.000.000 dolar untuk 6.600.000 poundsterling daru Beta Company. Anggaplah
bunga yang dibayar pertahun. Alpha membayar 660.000 poundsterling pada Beta
setiap tahun. Dan beta membayar 800.000 dolar pada Alpha.
Sebagai
hasil transaski swap ini, baik Alpha Corporation dan Beta Company, Ltd. telah
bisa mengakses dana dalam pasar yang secara relatif tidak bisa diakses, dan
keduanya bisa mengakses biaya tanpa mengeluarkan biaya risiko nilai tukar.
Perusahaan berutang pada keuntungan-keutungan komparatifnya saat melakukan
pnjaman di pasar dalam negerinya, sehingga kedua perusahaan telah mendapatkan
pinjaman mata uang asing dengan harga yang lebih rendah dari pada degan cara
lain.
Perlakuan Akuntansi
Badan
Standar Akuntansi Keuangan mengeluarkan FAS no. 133, dan diamandemen oleh FAS
138 dan diperjelas oleh FAS 149, untuk memberikan sebuah pendekatan yang
menyeluruh terhadap akuntansi bagi transaksi derivative dan lindung nilai. IAS
39, yang baru-baru ini direvisi, berisi petunjuk-petunjuk sama yang memberikan,
untuk pertama kalinya, panduan universal mengenai akuntansi dalam keuangan
derivatif. Meski kedua ketetapan ini memiliki tujuan yang sama, standar-standar
ini rincian panduan penerapannya berbeda.
Sebelum
standar dibuat, standar akuntansi global untuk produk derivatif tidak lengkap,
tidak konsisten dan dikembangkan secara bertahap. Sebagian besar instrument
keuangan, yang sifatnya dapat dieksekusi, diperlakukan sebagai pos-pos di luar
neraca. Kemudian FASB menerbitkan FAS No.133, yang diklarifikasi melalui FAS
149 pada bulan April 2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang
komprehensif atas akuntansi untuk transaksi derivatif dan lindung nilai. IFRS
No. 39 (revisi) berisi panduan yang untuk pertama kalinya memberikan tuntunan
yang universal terhadap akuntansi untuk derivatif keuangan.
Provisi dasar standara-standar ini
adalah
- Semua instrumen derivatif harus dilaporkan dalam neraca sebagai aset dan kewajiban. Pos-pos tersebut harus dicatat dengan nilai wajar, termasuk pos-pos yang disimpan dalam kontrak penyelenggara yang tidak dijabarkan dengan nilai yang seimbang.
- Laba dan rugi dari perubahan-perubahan dalam nilai yang seimbang dari instrumen derivatif bukanlah termasuk aset dan kewajiban. Laba dan rugi secara otomatis termasuk ke dalam pendapatan jika laba dan rugi tersebut tidak berperan sebagai lindung nilai.
- Lindung nilai harus sangar efektif untuk memenuhi syarat perlakuan akuntansi khusus.
- Hubungan lindung nilai harus dicatat secara keseluruhan untuk keuntungan pembaca laporan.
- Laba dan rugi lindung nilai investasi bersih mata uang asing scara langsung dilaporkan dalam pendapatan komperhensif lainnya. Laba rugi ini setelah itu diklasifikasi lagi kedalam pemasukan saat ini ketika anak perusahaan terjual atau dilikuidasi.
- Laba atau rugi dalam lindung nilai arus kas yang belum pasti, seperti penjualan ekspor yang diperkirakan, secara langsung dianggap sebagai elemen pendapatan komperhensif. Laba rugi termasuk pendapatan ketika transaksi yang diperkirakan memengaruhi pendapatan.
Masalah-masalah Praktis
Meskipun
panduan pelaksanaan yang dikeluarkan oleh FASB dan IASB telah berperan dalam
menjelaskan pengakuan dan pengukuran derivatif, beberapa masalah masih tersisa.
Masalah pertama berhubungan dengan penentuan nlai wajar. Wallace memperkirakan
bahwa ada 64 hitungan yang mungkin dipakai dalam mengukur perubahan nilai wajar
dari risikoyang dicegah dan instrumen lindung nilai. Dia menemukan empata cara
untuk mengukur perubahan nilai wajar dari risiko-risiko yang dicegah, yaitu:
- Nilai pasar seimbang
- Penggunaan nilai tukar spot-to-spot
- Penggunaan nilai tukar forward-to-forward
- Penggunaan model penetapan harga opsi
Kerumitan
pelaporan keuangan juga muncu jika lindung nilai tidak dianggap begitu efektif
dalam mengompensasi risiko valuta asingnya. Namun, ‘begitu efektif’ merupakan
anggapan yang subjektif. Dalam teorinya, begitu efektif berarti korelasi
negatif yang sempurna antara perubahan nilai atau arus kas suatu derivatif dan
perubahan dalam nilai atau arus kas dari pos-pos yang nilainya dilindungi. Hal
ini menunjukan lingkupan perubahan nilai derivatif yang dapat diterima.
LINDUNG NILAI ASET DAN KEWAJIBAN
YANG DIAKUI ATAU KESEPAKATAN PERUSAHAAN YANG TIDAK DIAKUI
Ketika
anak perusahaan asing dengan posisi asset terbuka bersih dikonsolidasi dengan
perusahaan induknya, kerugian translasi akan terjadi jika mata uang asing
kehilangan nilai terhadap mata uang yang digunakan perusahaan induk. Kerugian
translasi juga muncul jika anak perusahaan di luar negeri memiliki posisi
kewajiban terbuka bersih dan nilai mata uang asingnya meningkat terhadap mata
uang induk. Satu cara untuk mengurangi kerugian semacam ini adalah dengan
membeli kontrak berjangka. Strateginya adalah untuk mendapatkan keuntungan
transaksi yang dicapai pada kerugian translasi kompensasi kontrak berjangka.
Sebagai
contoh anggaplah bahwa anak perusahaan AS yang berlokasi di Jepang memiliki posisi kewajiban terbuka
bersih senilai JYP 135.000.000 pada 30 Sep. mata uang fungsionalnya adalah
dolar. Untuk memperkecil terjadinya kerugian translasi yang dipicu oleh
apresiasi yen yang tidak terduga, perusahaan induk AS membeli kontrak berjangka
untuk menerima 135.000.000 yen dalam 90 hari pada nilai berjangka sebesar $0,008570.
Nilai tukar pada akhir tahun adalah sebagai berikut:
30
september spot
= $ 0,008505
30
september 90 hari berjangka =
$0,008570
31
Des spot
= $0,008640
Keuntungan
atas kontrak forward secara efektif telah mengimbangi devaluasi nilai peso.
Perkiraan margin kotor dan laba operasi dapat dibuat. Diskon kontrak forward
merupakan biaya atas lindung nilai risiko valas.
Perlakuan
akuntansi yang sama dapat terjadi jika eksportir kanada tersebut melakukan
perjanjian penjualan pada tanggal 1 September untuk mengirimkan barang dan
menerima pebayaran sebesar Rp 1.000.000 dari importir Meksiko dalam 3 bulan ke
depan, dan untuk mengirimkan barang segera dan menunggu beberapa saat untuk
menerima pembayaran. Jenis kontrak wajib ini dikenal sebagai komitmen mata uang
asing.
Di
lain pihak, tampilan di atas juga dapat terjadi dalam bentuk perkiraan akan
dilakukan penjualan ekspor. Harapan ini bukanlah hasil dari transaksi masa lalu
ataupun juga bukan hasil dari komitmen penjualan perusahaan. Ini merupakan
bentuk arus kas masa depan yang tidak pasti (antisipasi transaksi). Dengan
demikian, keuntungan atau kerugian atas kontrak forward untuk melakukan lindung
nilai terhadap perkiraan penerimaan dalam peso pada awalnya akan dicatat dalam
ekuitas sebagai bagian dari laba komprehensif. Jumlah ini akan
direklasifikasikan menjadi laba kini di dalam periode saat penjualan ekspor
benar-benar dilakukan.
Jika
pada tanggal 1 Sep sebuah perusahaan Kanada menjual dengan angsuran
barang-barang kepada importir Meksiko sebesar 1 juta peso Meksiko (MXP).
Perubahan nilai tukar Kanada/ Peso adalah sebesar CAD 0,13 = MXP 1. Pada 1 Des
menjadi CAD 0,11 = MXP 1. Eksportir Kanada berharap menerima CAD 140.000 untuk
MXP 1.000.000 yang diutangkan jika nilai
spot tetap tidak berubah hingga 1 Des. Untuk menghindari menerima kurang dari CAD 140.000 jika peso sebelum 1 Des
kehilangan nilai, eksportir Kanada melakukan kontrak berjangka pada 1 Sep untuk mengirimkan MXP 1.000.000 untuk dolar Kanada pada 1
Des dengan nilai berjangka sebesar CAD
0,13 = MXP 1.
BERSPEKULASI DALAM MATA UANG ASING
Peluang
muncul untuk mempertinggi pendapatan yang dilaporkan dengan menggunakan kontrak
berjangka dan kontrak opsi dalam pasar valuta asing.kontrak berjangka yang
dibeli ketika spekulasi dicatat di awal pada nilai berjangka. Nilai berjangka
adalah indikator terbaik dari nilai spot yang akan berlaku ketika jatuh tempo.
Perlakuan
akuntansi untuk instrumen mata uang asing lainnya yang dibahas adalah mirip
dengan perlakuan untuk kontrak forward. Perlakuan akuntansi yang dibahas di
sini berdasarkan pada sifat aktifitas lindung nilai yaitu apakah derivatif
melindungi nilai komitmen perusahaan, transaksi yang akan terjadi, investasi
bersih pada operasi luar negeri, dan sebagainya.
PENGUNGKAPAN
Sebelum
adanya ketetapan seperti FAS 133 dan IAS 39, pengungkapan keuangan perusahaan
tidak memberikan para pembaca laporan, apakah atau sejauh manakah manajemen
telah menjalankan kontrak derivative. Memperkirakan dampak yang mungkin terjadi
terhadap kinerja yang dilaporkan dan kompleksitas risiko yang dihadapi
perusahaan merupakan hal yang sulit. Pengungkapan yang diwajibkan oleh FAS 133
dan IAS 39 sangatlah membantu proses perkiraan ini. Pengungkapan itu antara
lain:
- Tujuan dan strategi manajemen resiko untuk melakukan transaksi lindung nilai
- Deskripsi pos – pos yang nilainya dilindungi.
- Pengenalan risiko pasar sebuah perusahaan yang dicegah.
- Deskripsi mengenai instrumen lindung nilai.
- Jumlah yang tidak dimasukkan dalam pengkajian keefektifan lindung nilai.
- Pembenaran apriori bahwa hubungan perlindungan nilai akan sangat efektif untuk meminimalkan risiko pasar.
- Pengkajian perlindungan nilai yang berkelanjutan dari semua derivatif yang digunakan selama periode ini.
Kendali Keuangan
Strategi
manajemen risiko harus mengevaluasi keefektifan dari program lindung nilai.
Masukan dari sistem evaluasi yang meneluruh dapat membantu membangun pengalaman
institutional dalam praktik manajemen risiko. Penaksiran kinerja dari program
manajemen risiko juga memberikan informasi jika strategi yang ada tidaklah lagi
sesuai.
Poin kendali keuangan
Ada
beberapa area di mana sistem evaluasi dapat berjalan lancer. Area-area in
terdiri atas, tetapi juga tidak terbatas pada, bendahara perusahaan, pembelian dan
anak perusahaan luar negeri. Kendali bendahara perusahaan memperkirakan kinerja
program manajemen risiko pertukaran total. Perkiraannya antara lain lengukur
semua pemajanan yang telah diatur, menemukan lindung nilai yang digunakan, dan
melaporkan hasil dari lindung nilai. Sistem evaluasi seperti ini juga
melibatkan pencatatan tentang bagaimana dan seberapa jauh bendahara perusahaan
membantu unit bisnis lain dalam organisasinya.
TOLOK UKUR YANG SESUAI
Tujuan
dari manajemen resiko adalah untuk mencapai keseimbangan antara pengurangan
resiko dan biaya-biaya. Oleh karena itulah, standar yang sesuai dan digunakan
untuk menilai kinerja yang sebenarnya merupakan unsur penting dalam sistem
penilaian kinerja mana pun. Took ukur ini harus ditentukan dari awal dalam
program perlindungan mana pun dan harus berdasarkan pada konsep biaya peluang.
Ketika
program manajemen risiko valuta asing dibuat terpusat, tolok ukur yang sesuai
digunakan untuk membandingkan keberhasilan perlindungan risiko perusahaan akan
menjadi program yang dapat dilaksanakan oleh manajer-manajer lokal.
Sistem Pelaporan
Sistem
pelaporan resiko keuangan harus dapat merekonsiliasikan sistem pelaporan
internal dan eksternal. Kegiatan manajemen resiko memiliki orientasi kedepan.
Namun pada akhirnya mereka harus merekonsiliasikan dengan pengukuran potensi
resiko dan akun-akun keuangan untuk keperluan pelaporan eksternal. Biasanya
jatuh di bawah yurisdiksi departemen pengatur perusahaan. Pendekatan tim
bersifat paling efektif dalam menentukan tujuan risiko keuangan, standar
kinerja, dan sistem pengawasan serta sistem palaporan. Manajemen risiko
keuangan merupakan contoh utama dari hal di mana keuangan dan akuntansi
perusahaan terkait erat.
Sumber :
Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek.
International Accounting. Buku 2 Edisi 6. 2010: Salemba Empat