Senin, 16 November 2015
SHINTYA PERMATASARI_TUGAS 2 _KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI
Nama :
Shintya Permatasari
NPM :
26212989
Kelas :
4EB12
Mata Kuliah : Etika Profesi
Akuntansi
Prinsip
Akuntansi Yang Berlaku Umum
Prinsip
Akuntansi yang berlaku umum merupakan suatu urutan atau hirarki
ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai perlakuan akuntansi yang dapat
dijadikan sebagai acuan pencatatan suatu transaksi. Ketentuan-ketentuan
tersebut biasanya disusun dari suatu pengaturan yang merupakan ketentuan
konseptual yang bersifat filosofis hingga ketentuan yang bersifat praktis dan teknis.
Prinsip-prinsip tersebut biasanya digambarkan dalam bentuk bagan yang
menyerupai suatu bangun rumah. Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah
mengembangkan dua rerangka Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum di Indonesia
yaitu :
· -
Rerangka Prinsip Akuntansi Konvensional
yang berlaku umum
· -
Rerangka Prinsip Akuntansi Syariah yang
Berlaku Umum
![]() |
( Sumber : Standar Akuntansi Keuangan per 1 september 2007 ) |
Rerangka
prinsip akuntansi yang berlaku umum (Rerangka) merupakan bangunan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Landasan Konseptual
yang berisi kerangka dasar penyusunan dan penyajian Laporan keuangan (KDPPLK)
adalah konsep yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan
umum. KDPPLK menjadi acuan penyusunan standar akuntansi dalam pelaksanaan
tugasnya. Acuan penyusunan laporan keuangan untuk menanggulangi masalah
akuntansi belum diatur dalam standar akuntansi keuangan. Acuan Auditor dalam
memberikan pendapat mengenai apakan laporan keuangan disusun sesuai dengan
standar akuntansi keuangan.
Landasan
operasional merupakan pengaturan yang lebih detail yang menjadi tingkat 1,2 dan
3. Jika tidak ada suatu pengaturan tertentu di tingkat 1, maka digunakan
pengaturan yang ada di tingkat 2, dan seterusnya. Sepanjang pengaturan tersebut
tidak bertentangan dengan landasan konseptual atau prinsip yang digunakan di
Landasan Operasional.
Rerangka
tersebut dibaca dari bawah untuk landasan operasional. Lapisan yang ada di
bawah merupakan landasan untuk lapisan diatasnya. Jika ketentuan yang ada suatu
lapisan bertentangan dengan lapisan yang ada dibawahnya, maka ketentuan yang
ada di lapisan bawah tersebut digunakan.
Kerangka Konseptual Auntansi
Financial Accounting Standards
Board-FASB (Dewan Akuntansi Keuangan) mengembangkan sebuah
konseptual, kerangka ini berfungsi sebagai dasar untuk memecahkan
masalah-masalah akuntansi dan pelaporan. Kerangka konseptual FASB mencakup
empat bagian sebagai berikut :
1. Tujuan-tujual
pelaporan keuangan,
2. Krakteristik-karateristik
kualitatif informasi akuntansi,
3. Elemen-elemen
laporan keuangan,
4. Panduan-panduan
pengoperasian (asumsi,prinsip dan kendala)
FASB
mulai bekerja dengan kerangka konseptual
dengan melihat pada tujuan-tujuan dasar dari pelaporan keuangan.
Menentukan tujuan-tujuan ini memerlukan jawaban atas beberapa pertanyaan dasar
seperti siapa yang menggunakan laporan keuangan ?, mengapa ?, informasi apa
saja yang mereka butuhkan ?, seberapa mengertikah pengguna laporan keuangan
mengenai bisnis dan akuntansi ?, Bagaimana seharusnya informasi keuangan
dilaporkan sehingga dapat dimengerti sebaik mungkin ?.
Untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, FASB menyimpulkan bahwa tujuan-tujuan
dari pelaporan keuangan adalah untuk menyerdiakan informasi yang :
1. Berguna
bagi mereka yang menbuat keputusan investasi dan kredit.
2. Membantu
dalam memperkirakan arus kas dimasa yang akan datang.
3. Mengidentifikasikan
sumber daya ekonomi (asset), klaim atas sumber daya tersebut (kewajiban), serta
prubahan pada sumber daya dan klaim tersebut.
Level Kedua
Karakteristik Kualitatif Informasi
Akuntansi
FASB
menyimpulkan bahwa kriteria-kriteria yang menguasai untuk pilihan akuntansi
adalah kegunaan informasi. Praktik akuntansi yang dipilih seharusnya adalah
praktik yang memberikan informasi keuangan berguna paling banyak untuk membuat
sebuah keputusan. Untuk menjadi berguna, informasi harus memiliki
karakteristik-karakteristik kualitatif berikut:
·
Relevansi
Informasi
akuntansi memiliki relevansi (relevance)
jika dapat membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Informasi yang relevan
memiliki nilai prediktif atau nilai umpan balik maupun keduanya. Nilai
prediktif (predictive value) membantu
pengguna meramalkan kejadian-kejadian dimasa datang. Nilai umpan balik ( feedback value) menguatkan atau
memperbaiki ekspektasi sebelumnya. Selain itu, informasi akuntansi memiliki
relevansi jika dianggap tepat waktu (timely).
Informasi tersebut harus harus tersedia bagi pembuat keputusan sebelum ia
kehilangan kemampuannya mempengaruhi keputusan.
·
Dapat Diandalkan
Kesalahan
dan reliabilitas informasi berarti informasi itu terbebas dari kesalahan dan
bias. Agar dapat diandalkan, informasi akuntansi harus diverivikasi, agar dapat
membuktikan bahwa informasi tersebut terbebas dari kesalahan dan bias.
Informasi tersebut juga harus merupakan penyajian yang jujur atas apa yang
seharusnya dengan berdasarkan fakta-fakta yang ada. Terakhir , Informasi harus
netral dimana informasi tersebut tidak boleh dipilih, dibuat, atau disajikan
sesuai keinginan sekelompok pengguna yang berkepentingan diatas yang lainnya.
Untuk menjamin keandalan, akuntan publik bersertifikat melakukan audit terhadap
laporan keuangan.
·
Dapat Dibandingkan
Informasi
akuntansi tentang perusahaan paling berguna ketika dapat dibandingkan dengan
informasi akuntansi tentang perusahaan lainnya. Perbandingan atau
komparabilitas dihasilkan ketika perusahaan-perusahaan yang berbeda menggunakan
prinsip-prinsip akuntansi yang sama. Secara konseptual, perbandingan juga harus
memperluas metode yang digunakan oleh perusahaan dalam mematuhi prinsip-prinsip
akuntansi. Metode-metode akuntansi mencakup biaya persediaan FIFO, LIFO serta
berbagai metode depresiasi (penyusutan). Pada titik ini, perbandingan metode
tidak diperlukan, bahkan untuk perusahaan-perusahaan pada industry yang sama.
Satu-satunya kebutuhan akuntansi adalah setiap perusahaan harus mengungkapkan metode-metode
akuntansi yang digunakan. Dengan pengungkapan tersebut, pengguna eksternal
dapat menentukan apakah informasi keuangan dapat dibandingkan.
·
Konsistensi
Konsistensi
berarti sebuah perusahaan menggunakan prinsip-prinsip dan metode-metode
akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Ketika informasi keuangan telah dilaporkan
secara konsisten, laporan keuangan memperbolehkan analisis tren yang berarti
dalam perusahaan.
Elemen Statemen Keuangan
Bagian
yang penting dari kerangka konseptual akuntansi adalah seperangkat definisi
yang mengambarkan istilah-istilah dasar yang digunakan dalam akuntansi. FASB
mengacu pada seperangkat definisi ini sebagai elemen-elemen laporan keuangan (elements of financial statement).
Elemen-elemen ini mencakup beberapa istilah seperti asset, kewajiban, ekuitas,
pendapatan dan beban. Oleh Karen itu elemn-elemn yang sangat penting, menjadi
penting bahwa mereka harus dibatasi dengan tepat dan diterapkan secara
universal. Menentukan definisi yang pantas untuk sebagian besar dari elemn ini
tidaklah mudah.
Level Ketiga
Pada
kerangka konseptual, FASB mengakui kebutuhan akan panduan pengoperasian. Kita
mengelompokan tiga panduan sebagai asumsi, prinsip dan kendala.
Asumsi
Asumsi
(assumption) merupakan dasar bagi
bagi proses akuntansi.
·
Asumsi Unit Moneter
Asumsi
unit moneter merupakan asumsi bahwa unit pengukuran relative tetap konstan
seiring waktu.
·
Asumsi Entitas Ekonomi
Asumsi
Entitas Ekonomi menyatakan bahwa aktivitas entitas harus dijaga terpisah dan
berbeda dari aktivitas pemiliknya dan seluruh entitas ekonomi lainnya.
·
Asumsi Periode Waktu
Asumsi
Periode Waktu menyatakan bahwa umur ekonomis dari sebuah bisnis dapat dibagi
kedalam periode waktu buatan.
·
Asumsi Kelangsungan Usaha
Asumsi
Kelangsungan Usaha mengasumsikan bahwa perusahaan akan meneruskan kegiatan
operasionalnya cukup lama untuk menjalanka tujuan-tujuan yang ada.
![]() |
(Sumber : Accounting Principles, Buku Pengantar Akuntansi) |
Prinsip
Prinsip
(Principle) adalah aturan khusus yang
mengundikasikan bagaimana kejadian-kejadian ekonomi harus dilaporkan dalam
proses akuntansi.
·
Prinsip Pengakuan Pendapatan
Prinsip
Pengakuan Pendapatan menyebutkan bahwa pendapatan harus diakui pada periode
akuntansi saat pendapatan dihasikan. Namun demikian, menerapkan prinsip umum
ini pada praktiknya terbilang sulit. Ketika terjadi penjualan, pendapatan
diakui pada saat penjualan. Dasar penjualan ini melibatkan transaksi pertukaran
antara penjual dan pembeli. Harga jual adalah pengukura objektif atas jumlah
pendapatan yang diakui. Meskipun demikian, terdapat 2 pengecualian terhadap
dasar penjualan untuk pengukuran pendapatan yang berlaku umum. Pengecualian
tersebut adalah metode presentase penyelesaian dan metode angsuran.
·
Prinsip Penandingan (Pengakuan Beban)
Prinsip
ini menyatakan bahwa beban harus dikaitkan dengan pendapatan pada periode
dimana usaha untuk memperoleh pendapatana dilakukan. Beban tidak diakui ketika
kas dibayarkan, atau ketika pekerjaan dilakukan, atau ketika barang diproduksi.
Tetapi, beban diakui ketika tenaga kerja (jasa) atau barang benar-benar
berkontribusi terhadap pendapatan. Biaya yang akan menghasilkan pendapatan pada
periode akuntansi dimasa yang akan datang diakui sebagai asset. Contohnya
antara lain persediaan barang dagang, beban dibayar dimuka, dan asset pabrik.
Biaya-biaya ini disebut Harga perolehan (biaya) yang belum kadaluawarsa. Biaya
perolehan yang belum kadaluwarsa berubah menjadi beban dengan cara Harga Pokok
Penjualan dan Beban Operasional.
·
Prinsip Pengungkapan Penuh
Prinsip
Pengungkapan Penuh mengharuskan kondisi-kondisi dan kejadian-kejadian yang
membuat perbedaan terhadap pengguna laporan keuangan harus diungkapkan.
Kepatuhan terhadap prinsip pengungkapan penuh dilihat dari data pada laporan
keuangan dan informasi pada catatan atas laporan keuangan. Catatan pertama di
kebanyakan kasus adalah ringkasan kebijakan-kebijakan akuntansi yang
signifikan. Termasuk juga di dalamnya, antara lain metode-metode yang digunakan
untuk biaya persediaan, depresiasi, asset pabrik dan amortisasi asset tidak
berwujud.
·
Prinsip Biaya
Prinsip
biaya menyatakan bahwa asset harus dicatat pada biayanya. Biaya digunakan
karena biaya tersebut relevan dan andal. Biaya disebut relevan karena
menunjukan harga yang dibayar, asset yang dikorbankan, dan kesepakatan yang
dibuat pada tanggal perolehan. Biaya disebut andal karena keterukurannya yang
objektif, berdasarkan fakta dan dapat diverifikasi. Biaya juga merupakan hasil
dari transaksi pertukaran. Biaya adalah dasar yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan.
Kendala
Kendala
(constraint) dalam proes akuntansi
memungkinkan penyimpangan prinsip-prinsip tersebut dibawah kondisi-kondisi
tertentu.
·
Materialitas
Materialitas
berkaitan dengan dampak suatu pos terhadap kondisi keuangan dan operasional
perusahaan secara keseluruhan. Suatu pos dikatakan material ketika memiliki
kemungkinan untuk mempengaruhi keputusan investor dan kreditur yang jujur. Pos
tersebut menjadi tidak material jika tidak memiliki dampak terhadap pembuat
keputusan. Pendek kata, jika pos tersebut tidak membuat perbedaan pada pembuat
keputusan, GAAP tidak harus diikuti. Untuk menentukan materialitas dari jumlah,
akuntan biasanya membandingkannya dengan pos tertentu seperti total asset,
total kewajiban dan laba bersih.
·
Konservatisme
Konservatisme
menyatakan bahwa ketika anda berada dalam keraguan, sebaiknya anda memiliki
metode yang tampaknya paling tidak mungkin untuk menyajikan terlalu tinggi
asset dan laba. Hal ini bukan berarti asset dan laba disajikan terlalu rendah.
Conservative memberikan panduan yang beralasan untuk situais-situasi sulit : jangan pernah menyajikan terlalu tinggi
atas asset dan laba.
![]() |
(Sumber : Accounting Principles, Buku Pengantar Akuntansi) |
Referensi
:
Weygandt, Jerry J.,Kieso, Donald E., dan Kimmel, Paul D. 2008. Pengantar
Akuntansi, edisi 7. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Ikatan Akuntan
Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan Per 1 September 2007.
Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
0 komentar:
Posting Komentar